Profil Masyarakat Adat Asmat – Kampung Yepem
- Laporan Proyek
- 2017
- [my-books-attachments]
Deskripsi
Masyarakat Adat Asmat yang hidup di Kampung Yepem adalah salah satu sub-suku Asmat yang masuk dalam rumpun Kaye-Yepem. Walaupun secara administrasi pemerintahan mereka digolongkan dalam rumpun Bismam, namun secara adat Orang Yepem tetap kukuh mengaku bagian dari rumpun Kaye- Yepem. Hal ini didasarkan pada sejarah Orang Yepem yang tidak berasal dari kumpulan komunitas yang masuk dalam rumpun Bismam, yaitu Uwus, Per, Beriten, Syuru, dan Ewer, namun tumbuh berkembang bersama dengan Orang Kaye di Kali Bendiy.
Kali Bendiy yang saat ini menjadi lokasi Kampung Per merupakan daerah yang menjadi asal-usul Orang Yepem. Di sanalah mereka pertama kali hidup bersama-sama dengan Orang Kaye. Atas dasar persaudaraan tersebutlah rumpun Kaye-Yepem lahir. Namun berbagai permasalahan kemudian muncul, kebanyakan karena keterbatasan sumber daya alam dan konflik perebutan perempuan, menyebakan kedua komunitas ini memutuskan untuk berpisah. Orang Yepem kemudian memutuskan pindah ke tepi Kali Jindiw yang saat ini dijadikan penanda batas wilayah adat antara Kampung Yepem dan Kampung Per. Di sana mereka melanjutkan hidup dengan mendirikan bifak-bifak sebagai penanda adanya perkampungan.
Dengan alasan kurangnya sumber daya alam dan air bersih di Kali Jindiw, akhirnya Orang Yepem memutuskan meninggalkan kampung tersebut. Tujuan mereka selanjutnya adalah hulu Kali Jomboth di sekitar Kali Sakan dan Kali Wuep. Lokasi ini dipilih karena merupakan sumber air bersih yang melimpah dan lokasi dusun sagu yang banyak dan belum pernah digarap. Saat ini, oleh Orang Yepem, lokasi tersebut dinamai sebagai Kampung Lama dan ditetapkan secara adat sebagai salah satu tempat keramat paling penting di Kampung Yepem.