Siapa Kami
Sejarah Singkat Blue Forests
Yayasan Hutan Biru mulai bekerja di Indonesia sejak tahun 2000. Awalnya, lembaga kami bernama Yayasan Akar Rumput laut, kemudian berubah menjadi Mangrove Action Project Indonesia sebelum pembentukan Yayasan Hutan Biru pada tahun 2001.
Kami ingin menciptakan kolaborasi untuk memeriksa cara tanah dan air dapat digunakan secara bersamaan dengan praktik kebudayaan yang berpengaruh pada daerah aliran sungai dan sebaliknya. Yayasan Hutan Biru mendorong peserta didik untuk terlibat dalam mencari solusi dalam masalah dunia yang nyata dan kompleks, hingga melampaui batas-batas tradisional.
Yayasan Hutan Biru secara resmi terdaftar di bawah keputusan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 19 Oktober 2011 dengan nomor registrasi AHU-8881.AH.01.04 tahun 2011.
MISI
Yayasan Hutan Biru menggunakan sebuah pendekatan riset aksi dan proses penyelesaian masalah berdasarkan pada paradigma “local to global to local”. Kami ingin meningkatkan ketahanan sosial-ekonomi dan ekologi dari sistem daerah aliran sungai yang kritis di seluruh pengunungan hingga laut.
VISI
Menyediakan lingkungan yang sehat untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan yang risilian, mengalir dari atas ke tengah lalu ke bawah seperti aliran sungai.
Tujuan Kami
Proses ini dikenal sebagai riset aksi dan pemecahan masalah, yang terkandung dalam semua program Yayasan Hutan Biru. Guna menggapainya, kami memiliki tiga tujuan yang saling terkait, antara lain:
- Mengenal masyarakat beserta masalah-masalah lingkungan dan karakteristik daerah aliran sungai dan pesisir di sekitar mereka, dan memberikan pengalaman praktis dalam penelitian sosial, ekonomi dan ekologi terkait wilayah DAS (daerah aliran sungai) dan pesisir.
- Mempromosikan komunikasi dan pemahaman antarbudaya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran konteks global yang berangkat dari isu lingkungan lokal dan pentingnya perspektif budaya dalam memilih strategi pemecahan masalah yang efektif.
- Mengambil tindakan lokal untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi dan ekologi DAS dan pesisir serta masyarakatnya. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk pengorganisasian masyarakat dengan penekanan pada isu-isu jender (penguatan sosial), pengembangan usaha kecil dan menengah berdasarkan pada pemanfaatan sumberdaya daerah aliran sungai yang berkelanjutan (penguatan ekonomi), rehabilitasi habitat ekologi dan pengembangan pengelolaan DAS dan pesisir yang adaptif dan kolaboratif (penguatan lingkungan).
Lokal ke Global ke Lokal
Banyak orang sering melihat atau mendengar paradigma “Berpikir Global, Bertindak Lokal.” Kami menggunakan paradigma yang sama dalam memandu pendekatan selama penelitian maupun program kami. Paradigma kami memiliki satu langkah tambahan dan berbunyi, “Lokal ke Global ke Lokal.”
Langkah - Langkah
Penilaian Lokal
Masyarakat yang bergabung dalam program Yayasan Hutan Biru melakukan penilaian terhadap situasi lokal mereka
Cakrawala Global
Mencari informasi terkait masalah yang ditemukan secara GLOBAL, dan juga bagaimana komunitas lain di belahan bumi lain mungkin sudah memecahkan masalah yang sama.
Kembali ke Lokal
Mengembangkan rencana aksi untuk menyelesaikan masalah yang telah mereka identifikasi. Bagian ini merupakan tahap penyelesaian masalah.
Poin Utama
Paradigma Lokal ke Global ke Lokal secara aktif melibatkan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah yang ada, diikuti oleh penyelesaian masalah. Dengan memilih satu masalah untuk diatasi, peserta akan belajar bagaimana membuat perubahan positif pada masyarakat setempat, yang mengarah pada pemberdayaan.
Penelitian dari Australia menunjukkan bahwa ketika remaja di bawah usia 15 tahun terlibat dalam penelitian aksi dan penyelesaian masalah, mereka akan memiliki keterampilan berpikir kritis dan memiliki kemungkinan besar untuk menjadi agen perubahan di masa depan. Ini adalah tujuan Blue Forests, untuk memacu anggota masyarakat pesisir memecahkan masalah yang menjadi perhatian bersama serta menjadi pemikir kritis dan pembuat perubahan.