Panduan Rehabilitasi Mangrove secara Ekologis (Ecological Mangrove Rehabilitation)
Buku Panduan untuk Para Praktisi
- Materi & Publikasi
- 2023
- [my-books-attachments]
Deskripsi
Sekitar 180.000 ha hutan mangrove diperkirakan terdegradasi atau rusak setiap tahunnya antara tahun 1980 dan 2000 (FAO, 2007). Sementara itu rata-rata kecepatan kerusakan mangrove berkurang menjadi 100.000 ha/tahun di abad 21 ini. Olehnya itu, baik konservasi atau menjaga mangrove yang masih baik dan rehabilitasi mangrove yang rusak sama-sama memiliki peran yang sangat penting.
Sayangnya, sebagian besar usaha rehabilitasi mangrove di seluruh dunia gagal me-reestablish (memperbaiki kembali) hutan mangrove yang telah rusak. Mayoritas usaha yang telah dilakukan tersebut adalah melalui proyek penanaman yang sangat-amat sederhana, seringnya memaksakan mangrove untuk tumbuh di dataran berlumpur disebut juga mud flat, yang biasanya berada di bawah muka air laut rat-rata – dimana mangrove tidak bisa tumbuh.
Hal ini disebabkan karena :
- Kondisi dan masalah kepemilikan lahan membuat usaha rehabilitasi menjadi sulit dilakukan di tempat yang semestinya, dimana area tersebut sudah beralih fungsi karena kebijakan yang tidak jelas dan buruknya pengelolaan lahan sebelumnya.
- Kurangnya pemahaman tentang syarat ekologi mangrove, dan proses tumbuh dan perkembangan awal mangrove.
Manual (panduan) ini bertujuan untuk memberikan wawasan berkaitan dengan masalah sosial-politik kondisi tenurial dan isu-isu tentang pemahaman yang baik tentang pondasi ekologis keberhasilan rehabilitasi mangrove dari poin 2 di atas. Panduan ini juga membawa pembaca melewati proses penilaian, pola, implementasi dan refleksi terhadap faktor-faktor sosial, ekonomi dan ekologis yang turut andil dalam kegagalan atau keberhasilan usaha rehabilitasi mangrove. Dengan mengetahui praktek yang direkomendasikan dalam rehabilitasi mangrove, kami berharap agar praktek rehabilitasi mangrove yang terlihat sederhana dan masih membingungkan dapat dilakukan melalui pendekatan yang lebih ilmiah dan rasional sehingga para praktisi menjadi lebih reflektif dalam bertindak.