Libur lebaran adalah waktu yang tepat untuk berwisata di kampung halaman. Di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, salah satu objek wisata yang paling banyak dikunjungi selama libur lebaran adalah Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan atau KKMB.
Kawasan konservasi seluas 22 hektar ini sangat mudah dijangkau karena terletak di pusat Kota Tarakan. Tiket masuknya pun tidak memberatkan. Cukup membayar Rp. 5000 saja kita sudah dapat menikmati rimbunnya hutan mangrove dan kelincahan bekantan yang menjadi hewan endemik di kawasan ini.
Jalur tracking dari papan dan beton disediakan untuk memudahkan pengunjung mengelilingi KKMB. Pada beberapa titik tersedia papan informasi. Papan informasi tersebut disediakan untuk mengedukasi jenis mangrove dan satwa yang hidup di dalam KKMB.
Terdapat 27 jenis mangrove di KKMB, mulai dari yang tumbuh rendah seperti jeruju (𝘈𝘤𝘢𝘯𝘵𝘩𝘶𝘴 𝘪𝘭𝘪𝘤𝘪𝘧𝘰𝘭𝘪𝘶𝘴) sampai yang menjulang tinggi seperti api-api (𝘈𝘷𝘪𝘤𝘦𝘯𝘪𝘢 sp.) dan pohon bakau (𝘙𝘩𝘪𝘻𝘰𝘱𝘰𝘳𝘢 sp.). Berbagai jenis biota pesisir dan DAS juga dapat ditemui di tempat ini. Di bawah lumpur terdapat kepiting warna-warni (𝘜𝘤𝘢 sp), ikan glodok atau tempakul (𝘗𝘦𝘳𝘪𝘰𝘱𝘵𝘩𝘢𝘭𝘢𝘮𝘶𝘴 sp), dan ular air. Sesekali kicauan burung raja udang (𝘗𝘦𝘭𝘢𝘳𝘨𝘰𝘱𝘴𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘱𝘦𝘯𝘴𝘪𝘴) juga memecah keheningan hutan mangrove.
Hewan yang menjadi primadona pengunjung KKMB apalagi kalau bukan bekantan (𝘕𝘢𝘴𝘢𝘭𝘪𝘴 𝘭𝘢𝘳𝘷𝘢𝘵𝘶𝘴). Monyet berhidung besar ini sengaja ditangkarkan dan dikembangbiakkan di tempat ini.
Waktu yang paling pas untuk melihat bekantan adalah sekitar pukul sembilan pagi dan pukul tiga sore. Pada jam-jam tersebut gerombolan bekantan akan beraktivitas mencari makan. Bekantan memanfaatkan daun pohon mangrove sebagai makanan. Namun pihak pengelola KKMB juga menyiapkan makanan berupa pisang